Kaya Akan Sumber Daya Alam
Natuna Bisa Menjadi Miniatur Indonesia
Melalui program Berkelanjutan Hingga 2029
Natuna,Kepripos.id– Tidak ada perbedaan Antara Natuna dengan Jakarta,seiring dengan perkembangan teknologi kebutuhan internet sudah memadai di Natuna, apa lagi dengan dioperasionalkan palapa ring barat di Natuna, sehingga program digitalisasi bisa berjalan.
Hal ini disampaikan Bupati Natuna, Wan Siswandi pada meluncurkan Natuna Digital Island, bertempat di Pantai Piwang, Jalan Soekarno-Hatta Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pada Minggu (16/10/2022) pagi.
Lanjut Wan Siswandi, digitalisasi akan memudahkan seseorang berbelanja dan menjual suatu produk yang tidak perlu mempergunakan uang cash, cukup sistem aplikasi digital saja.
“Jadi orang dari Jakarta kalau mau ke Natuna tak perlu bawa duit cash, gunakan saja aplikasi digitalisasi, tanpa bawa duit semua urusan beres,” ucap Wan Siswandi.
Masih Wan Sis, digitalisasi bukan lagi suatu pilihan, namun pada masanya akan menjadi sebuah kebutuhan.
“Seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta mengajak seluruh Forkopimda dilingkungan Kabupaten Natuna, untuk mengakses aplikasi DANA. DANA merupakan salah satu aplikasi dompet digital’”, pinta Wan Sis.
“Nanti para OPD dapat mengajak Kabidnya dan seluruh jajarannya, untuk memakai aplikasi DANA. Kalau tak dimulai dari kita dulu, lalu siapa lagi. Kita mengajak orang untuk melakukan sesuatu, namun kita sendiri tidak melakukannya, jadi ya harus kita dulu yang melakukannya,” tegas Wan Siswandi.
Kedepan, mantan Sekda Natuna itu pelan-pelan akan mengajak tempat perbelanjaan di Natuna, untuk menggunakan aplikasi pembayaran secara digital.
Sebab, tidak menutup kemungkinan kedepan daerah diujung utara NKRI itu, akan banyak dikunjungi oleh orang dari luar daerah, bahkan luar negeri, yang membutuhkan aplikasi pembayaran secara digital, seperti DANA.
“Kami orang Natuna boleh tinggal di wilayah perbatasan dan terluar, namun fasilitas pelayanannya harus sama dengan orang-orang yang ada di Jakarta, maupun di kota-kota lain. Kenapa tidak ?, air kita ada, listrik ada, kominfo ada dan masih banyak infrastruktur pendukung lainnya,” ujar Wan Siswandi, disambut tepuk tangan para tamu undangan yang hadir.
Sebagai miniaturnya Indonesia, Bupati berharap kedepan Natuna bisa menjadi beranda terdepan Indonesia, yang menyediakan seluruh fasilitas layanan bagi orang yang mengunjunginya.
“Dengan mengucap kata Bismillah hirrohma nirrohim , Natuna Digital Island dengan ini saya resmi diluncurkan,” tutup Wan Siswandi.
Baca Juga
Gubenur Ansar Paparkan potensi kerja sama dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura
Sementara itu, Chief People & Corporate Strategy Officer DANA Indonesia, Agustina Samara, mengatakan, bahwa DANA Indonesia sudah berkeliling ke sejumlah wilayah di Indonesia. Untuk di Kepulauan Riau (Kepri), sudah diluncurkan di Kota Batam, Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), dan sekarang di Natuna.
Menurutnya, ini merupakan salah satu bibit percontohan. Walaupun Natuna berada di wilayah terdepan dan perbatasan, namun Natuna menjadi daerah yang terhebat, dengan adanya layanan digital yang memadai.
“Kami telah memiliki 120 juta user di seluruh Indonesia dan sudah menjahit 500 ribu UMKM. UMKM ini akan terus kita bina, agar mereka bisa menjual barang dagangannya hingga ke seluruh Nusantara. Kami akan terus menggandeng Kementerian terkait, untuk mendukung hal ini,” ucap Agustina Samara.
Diceritakan Agustina Samara, bahwa ia mengenal Natuna sekitar setahun yang lalu, yang difasilitasi oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Saat itu, ia memiliki satu iman dan harapan, bahwa Natuna bisa menjadi salah satu daerah diperbatasan yang maju, melalui digitalisasi.
“Ini adalah semangat kami untuk membangun Natuna, secara digital. Digital itu bukan lagi pilihan, namun sudah menjadi suatu kebutuhan dan keharusan untuk memajukan sebuah negara, termasuk daerah Natuna,” ucap Agustina Samara.
Karena kata Agustina, digital itu tidak lagi dibungkus dengan ruang dan waktu. Melalui layanan digital, setiap orang bisa menjual barang dagangan keseluruh Indonesia. Termasuk masyarakat Natuna yang notabenenya berada jauh dari wilayah perkotaan.
Sementara Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, M. Riza Damanik menyebut Natuna sebagai Miniatur Indonesia.
“Dari hasil laut dan pariwisata Natuna jika dikelola dengan baik tentu akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Natuna”, ungkap Reza.
Ia meyakini Natuna kedepannya akan lebih maju, namun program berkelanjutan harus tersusun dari sekarang hingga tahun 2029.
Norwegia merupakan Negara terbesar penghasil ikan Salmon yang menguasai 37% pasar dunia yang pemenuhannya dengan sistem budidaya.
” Natuna tentunya akan lebih maju lagi jika menguasai pasar dunia dari Ikan Napolian dan Ikan Kerapunya, karena tidak semua daerah ikan tersebut bisa dikembangkan”, ungkap Reza.
Hadir Bersama DANA Indoneia di Natuna diantaranya, dari Bank Indonesia oleh Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP), Dudi Dermawan Saputra dan Asisten Direktur DKSP, Ginanjar.
Dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi oleh Plt. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Ibu Liz Merry dan Kepala Bidang/Koordinator Perekonomian Kreatif, Eka Saputra
Dari Kemenkop UKM oleh Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, M. Riza Damanik dan Asisten Deputi Pembiayaan Wirausaha, Bapak Edhi Kusdiyarwoko
Sementara dari DANA Indonesia oleh Komisaris, Ibu Chrisma Albandjar, Chief of People and Corporate Strategy, Ibu Agustina Samara, Head of Government Relations, Bapak Felix Sharief, Lead of Government Relations, Ibu Reancy Triashari, Associate of Public Affairs, Ibu Dike Armelia, Merchant Partnership Senior Specialist, Haris Sudjarat.
Kemudian dihadiri juga Deputy CEO, Sukaca Purwokardjono dan dari PT Dian Swastika Sentosa, Direktur Pengembangan Strategis dan Investasi, Daniel Cahya.* ( Aulia)