Natuna, Kepri Pos- Rancang bangun Wisata syariah tidak perlu mencari dasar pemikiran lainnya, kerana semua konsef syariah sudah ada tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadis. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Natuna sebagai Keynote Speaker Seminar Internasional Rancang Wisata Syari’ah di Natuna, bertempat di Aulia 2 STAI Natuna NGU, Perovinsi Kepulauan Riau, Sabtu (15/10/2022)
Seminar Internasional yang ditaja Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI) mengambil tema Rancang Bangun Pengembangan Pariwisata Syariah di Natuna.
Ketua STAI Natuna, Umar katakan, Seminar ini merupakan bentuk sumbangsih STAI Natuna dalam usianya ke 20 Tahun dan Hari Jadi Kabupaten Natuna ke 23 pada tanggal 12 Oktober 2022 lalu.
“Seminar ini dirancang untuk sebuah pengabdian STAI kepada Kabupaten Natuna,” ucapnya.
Seminar yang dinarasumberi oleh Rektor UiTM Cawangan Malaka Malaysia, Prof. Madya TS. DR. MOHD Rasdi Zaini dari Malaysia, berbicara Arah dan Prospek Industri Pariwisata Syariah Dimasa Hadapan. Pengetua Pusat Sejarah Negara Brunai Darussalam, Dr. Muhammad bin Muhammad Mayong, berbicara Warisan Ketamadunan Islam di Negara Brunai Darussalam. Kepala Pusat Inkubasi Bisnis Syariah STAI Natuna, H,Kartubi,S.E.,M.E.I., berbicara Ekosistem Pengembangan SDM dan Produk Halal Perspektif Dunia Pariwisata.
Lanjut Umar, wisata Syariah sangat menjanjikan untuk Natuna, hal ini dilihat dari kekerabatan yang terjalin antara Natuna dengan negara serumpun lainnya seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan negara melayu lainnya.
Selain itu menurut Umar Natuna, pariwisata syariah atau kegiatan yang berkaitan dengan produk halal merupakan bagian yang tidak terpisah dari pembangunan ekonomi syariah secara global.
Wakil Bupati Rodhial sebagai Keynote Speaker sampaikan, jika kita menerapkan tuntunan Al Qur’an dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung kita sudah menerapkan wisata syariah.
“ Bukankah senyum itu bagian dari sedekah , bersih itu sebagian dari iman, dengar azan berhenti bekerja laksanakan Sholat suatu kewajiban dan menutup aurat itu perintah menjaga pahala orang lain”, terang Rodhial.
Pertanyaannya, sudahkah kita menerapkan semua itu dalam kehidupan sehari-hari. “Suatu hal yang mudah diucapkan, namun perlu gerakan bersama untuk mencapai satu tujuan, yaitu wisata syariah.
Kita juga tidak perlu khawatir tidak dikunjungi wisatawan karena tidak menyediakan makanan dan minuman tidak berlandaskan syariat, sebab wisatawan yang menyukai daerah wisata yang tidak diragukan lagi kesyari’ahannya.
Lanjut Rodhial, kadang kita terlalu banyak menguraskan energi berandai-andai dalam sebuah pemikiran yang mengabaikan kekuatan do’a.
“ Allah akan menentukan pilihan terbaik atas do’a berjamaah dari umatnya dan menggerakkan wisatawan yang menyukai layanan wisatanya walaupun wisata syariah”, tutup Rodhioal.
Baca Juga
BRK Syariah Serahkan CSR Penerangan Jalan Umum ke Pemda Natuna
Pidato Bupati Hari Jadi ke 23 Kabupaten Natuna, Antara Capaian dan Tunda Lelang
Seminar ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Abdi Ummat STAI Natuna, H. Ngesti Yuni Suprapt, i Kepala Dinas Pariwisata, Ketua MUI, pelaku usaha wisata mikro, Pemilik Natuna Dive Resort, Pengelola Alif Stone Park dan akademisi STAI Natuna.*(Fadil).