NATUNA-Penempatan WNI yang dijemput dari yuhan China ditempatkan di Natuna merupakan inisiatif pemerintah pusat yang tanpa pemberitahuan kepada saya (pemda_ red), dijelaskan Bupati Natuna Hamid Rizal dihadapan peserta aksi demo penolakan observbasi dilakukan di Natuna, dihalaman kantor DPRD Natuna, 03/02/2020.
Hamid menyempaikan pemda akan mengirim surat terbuka kepada presiden agar WNI tersebut dievakuasi dari Natuna. Namun pernyataan yang disampaikan oleh Hamid Rizal ditolak oleh peserta.
Kami minta sekarang juga Bupati berangkat ke Jakarta menemui Presiden pinta pendemo agar mereka dipindahkan. Secara spontas Hamid menyatakan akan berangkat sekarang juga ke Jakarta dengan ditemani oleh Wakil Bupati, Ketua DPRD, Ketua KNPI, Ketua GenPi Natuna dan Ketua Kelompok Nelayan.
Salah satu pengorasi menyampaikan, ” kami ini warga Negara Indonesia yang memiliki rasa kemanusiaan namun observasinya harus jauh dari pemukiman, dimana sekarang ini hanya berjarak kurang dari dua kilo meter dari pemukiman ( Kampung Penagi_red). Sementara yang lainnya mereka meminta observasi diatas kapal perang.
Sejak adanya surat pemberitahuan dari Kemenkes nomor YR 01.3/III-2/0480/2020 bahwa pemulangan WNI dari Wuhan Tiongkok untuk mengadakan observasi virus corona perlu dikarantina di Natuna, aksi penolakanpun langsung terjadi, seperti rapat mendadak DPRD Natuna pada tanggal 31/01/2020 malam yang dihadiri oleh elemen masyarakat.
Warga Negara Indonesia dijemput dari Wuhan Tiongkok adalah yang sehat, sesuai dengan ketentuan WHO yang terkena wabah penyakit, mereka tidak dibenarkan keluar dari suatu Negara, namun warga kita yang kebetulan berada di Wuhan Tiongkok perlu diobeservasi selama 14 hari disuatu tempat sebelum mereka dikembalikan ketengah keluarga, hal ini disampaikan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dihadapan masyarakat aksi damai di halaman gedung DPRD ( 01/02/2020).
Menkes menjawab pertanyaan kenapa warga WNI dari Wuhan diobserpasi di Natuna “ karena aturan WHO mereka harus diobservasi selama 14 hari, walau mereka dijemput dalam keadaan sehat dan Pemerintah memilih hanggar pesawat milik Angkatan Udara Raden Sajad Natuna yang dianggap paling tepat untuk observasi”.
Namun penjelasan Menkes tidak bisa diterima oleh masyarakat aksi dan tetap menolak WNI dari Wuhan untuk dikarantina di Natuna terus berlanjut.
Aksi penolokan tarsus terjadi, tanggal 01/02/2020 kembali aksi penolakan di kantor di DPRD Natuna yang dilanjutkan dengan aksi terun jalan menuju Bandara Raden Dsajad. Namun aksi turun jalan terhadang di oleh pihak keamanan.
Setelah diadakan dioalog yang melibatkan Ketua Lembaga Adat Melayu Wan Zawali, Sekda Natuna Wan Siswandi, anggota DPRD sekitar jam 02.30 dini hari peserta aksi damai membubarkan diri.
Merasa permintaan penolakan tidak diperhatikan oleh pemerintah, aksi turun jalan kembali lagi digelar, namun hasilnya tetap sama, karna pada hari itu juga, minggu 02/02/2020, WNI dari Wuhan China tetap mendarat di Natuna.
Kadis Kesehatan Natuna menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker jika keluar rumah, menjaga setamina dan selalu mencuci tangan. **/red
Responses (103)
Comments are closed.