Natuna Kepri Pos- Kala itu, ikan bilis ( teri) hanya didapati pada musim kelam ( gelapanya malam, tidak ada tampak bulan hingga tengah malam), lampu peneranganpun untuk mencari bilis masih menghandalkan lampu petromak. Kini nelayan sudah bisa menangguk bilis setiap malam dengan mempergunakan lampu surya. Sehingga sudah menjadi mata pencaharian tetap warga Teluk Buton.
Teluk Buton merupakan sebuah Desa paling ujung utara di Pulau Besar Tanah Bunguran Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.

Laut Telok Buton menjadi berubah jika malam hari tiba, lampu pompong nelayan berjejer tidak kurang dari 100 pompong di laut Teluk Boton, suatu pemandangan indah bak kota terapung.
Dilaut itu mereka mengadu nasib mencari rizki, hasil tangkapan memang selalu memuaskan, kadang juga tidak dapat sama sekali, terang nelayan.
Pagi itu (25/08/2021), Kepri Pos coba menulisuri pelabuhan-pelabuhan nelayan yang ada di desa tersebut. Aktifitas nelayan cukup menggembirakan, tangkapan bilis yang begitu berarti membuat raut wajah mereka tanpak gembira.
Pekerja puntampak sibuk, ada yang merubus bilis, mengangkut untuk di jemur, hingga mengarainya.
Dibalik senyumnya nelayan yang bernama Muhsin ini , tampak kerutan dikeningnya. Bagaimana tidak, pagi itu awan hitam mulai menggayut, bertanda hari akan hujan.
Bergegaslah anak buah yang memiliki lima buah pompong nelayan ini untuk memasukkan bilis basah kedalam mobilnya.
Muhsin merasa kualahan “ jika musim hujan kami merasa kualahan untuk mengeringkan bilis, mau tidak mau numpang ke perusahaan pengovenan dengan syarat bilis keringnya dijual ke perusahaan dengan harga dari pada rugi, sementara untuk membeli oven pengering bilis mamang belum terjangkau oleh kami nelayan disini”.
Keluhan yang sama juga terdengar oleh Mulyadi, Nelayan yang memiliki 7 pompong ini, ia mengkereditkan pompong ke nelayan sebanyak 7 buah. Keredit tanpa bunga dan tanpa batas waktu ini cukup membantu para nelayan. Hanya saja disaat hujan tiba kami pun kualahan, sampainya.**
Laporan : Aulia
Baca juga